assalamualaikum,wr.wb
saya akan menjelaskan mekanisme kerja dan efek samping kloramfeniko
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kloramfenikol menghambat sistesis portein pada bakteri dan dalam jumlah terbatas, pada
sel eukariot. Obat ini segera berpenetrasi ke sel bakteri, kemungkinan
melalui difusi terfasilitasi. Kloramfenikol terutama bekerja dengan
memikat subunit ribosom 50 S secara reversibel (di dekat tempat kerja
antibiotic makrlida dan klindamisin, yang dihambat secara kompetitif
oleh obat ini). Walaupun pengikatan tRNA pada bagian pengenalan kodon
ini ternyata menghalangi pengikatan ujung tRNA aminosil yang mengandung
asam amino ke tempat akseptor pada subunit ribosom 50 S. interkasi
antara pepdiltranferase dengan substrat asam aminonya tidak dapat
terjadi, sehingga pembentukan ikatan peptide terhambat.
Kloramfenikol
juga dapat menghambat sistesis protein mitokondria pada sel mamalia,
kemungkinan karena ribosom mitokondria lebih menyerupai ribosom bakteri
(keduanya 70 S) dari pada ribosom sitoplasma 80 S pada sel mamalia.
Peptidiltransferase ribosom mitokondria, dan bukan ribosom sitoplasma,
rentan terhadap kerja penghambtan kloramfenikol. Sel eritropoietik
mamalia tampaknya terutama peka terhadap obat ini.EFEK SAMPING
Efek samping yang mungkin terjadi adalah reaksi hipersensitivitas, demam, kemerahan pada tubuh, mimpi buruk, bengkak pada wajah dan mata, anemia, penurunan jumlah sel darah putih maupun trombosit yang disebabkan karena supresi pada sumsum tulang, mual, muntah, diare, kesemutan, gangguan penglihatan. Penggunaan dosis tinggi pada bayi baru lahir dapat menyebabkan grey baby syndrome dimana keadaannya memburuk dengan cepat.
Penggunaan kloramfenikol membutuhkan adanya pemeriksaan darah secara berkala untuk mendeteksi timbulnya efek samping serius penghambatan pembentukan sel darah. Penggunaan kloramfenikol sekarang sudah banyak ditinggalkan kecuali tidak dapat digunakan obat jenis lain.
Penggunaan kloramfenikol harus berhati – hati pada penderita gangguan fungsi hati berat dikarenakan obat ini diproses di hati dan dapat masuk hingga ke cairan otak, plasenta dan ke janin. Penggunaan pada pasien gagal ginjal dan kerusakan hati berat dapat menyebabkan obat ini tersedia dalam darah dengan dosis tinggi dan meningkatkan resiko toksisitasnya
Daftar pustara
Harvey A. Richard.Farmakologi.1995.Widya Medika : Jakarta.
Mardjono Mahar.Farmakologi dan Terapi.1995.Gaya Baru : Jakarta.
assalamualaikum,
BalasHapusadakah interaksi obat dengan obat lain dan makanan?
Interaksi dengan Obat Lain
BalasHapusKloramfenikol menghambat enzim sitokrom P450 irreversibel memperpanjang T½ (dicumarol, phenytoin, chlorpopamide, dan tolbutamide).
Mengendapkan berbagai obat lain dari larutannya, merupakan antagonis kerja bakterisidal penisilin dan aminoglikosida.
Phenobarbital dan rifampin mempercepat eliminasi dari kloramfenikol.
Assalamualaikum.
BalasHapusSaya mau bertanya berapakah dosis yg di anjurkan untuk penggunaan kloramfenikol? Dan apa akibat jika melebihi dosis yang di anjurkan?
Dosis dan aturan pakai : Dewasa : 50 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.
HapusAnak : 50-75 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.
Bayi < 2 minggu : 25 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi tiap 6 jam. Berikan dosis lebih tinggi untuk infeksi lebih berat. Setelah umur 2 minggu bayi dapat menerima dosis sampai 50 mg/kgBB/ hari dalam 4 dosis tiap 6 jam.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusGray-baby syndrome : terjadi pada bayi yang lahir premature dan pada bayi umur < 2 minggu dengan gangguan hepar dan ginjal. Klorafenikol terakumulasi dalam darah pada bayi khususnya ketika pemberian dalam dosis tinggi ini yang menyebabkan Gray-baby syndrome.
Hapusapakah syndrom ini dikarenakan ibu saat sedang hamil mengkonsumsi obat tersebut?
HapusGray-baby syndrome : terjadi pada bayi yang lahir premature dan pada bayi umur < 2 minggu dengan gangguan hepar dan ginjal. Klorafenikol terakumulasi dalam darah pada bayi khususnya ketika pemberian dalam dosis tinggi ini yang menyebabkan Gray-baby syndrome.
Hapusasalamualaikum, saya mau bertanya apakah ada cara untuk memenimalkan efek samping dari kloramfenikol ini?? terimakasih
BalasHapusAssalamualaikum wr.wb
BalasHapusSaya ingin bertanya,
Apakah boleh digunakan kombinasi kloramfenikol dengan antibiotik golongan lain? Bagaimana contohnya?
Terimakasih
Wassalamualaikum wr.wb
Menurut artikel yang saya baca antibiotik yang bersifat bakteriostatik, pada dosis efektif dapat menghambat pertumbuhan bakteri (kombinasi tetrasiklin dan kloramfenikol)
Hapushai nindia, terkait efek samping mimpi buruk yang anda paparkan, mungkinkah kloramfenikol mempengaruhi sistem saraf sehingga dpt menimbulkan mimpi buruk?
BalasHapusselamat malam apakah obat ini ada efek jangka panjang dan pendek mohon lebih di jelaskan
BalasHapusuntuk penggunaan jangka pjg dan pdk di harapkan diskusikan dahulu ke dokter untuk efeknya tentu akan berdampak buruk pada tubuh jika di gunakan terus menerus lebih baik di kurangi dosis nya per periode agar tidak trlalu menumpuk di tubuh
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBerapakah dosis yang aman untuk anak-anak ?
BalasHapusDosis dan Cara Pemberian:
Hapusanak-anak dan bayi berumur di atas 2 minggu: 50 mg/kg BB sehari dibagi menjadi 3-4 dosis.
Bayi berumur di bawah 2 minggu: 25 mg/kg BB sehari dibagi menjadi 4 dosis.
Atau dosis kloramfenikol untuk anak-anak yaitu 50-75 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam
Hapus